Wednesday, June 17, 2015

alhijamah bekam

13 MASALAH BEKAM (HIJAMAH) YANG PALING
BANYAK DITANYAKAN
Bismillah, Bagi anda yang berkeinginan kuat untuk
berbekam (hijamah/ODT), dan baru pertama kali
melakukannya terkadang ada beberapa hal
mengganjal yang ingin ditanyakan, diantaranya
adalah sebagai berikut :
PERSIAPAN
Tidak ada persiapan khusus jika anda ingin di
Bekam, artinya kapan saja anda dibekam maka
tidak menjadi masalah, Akan tetapi untuk dan
mengurangi efek samping maka disarankan anda
makan 3-4 jam sebelum di bekam, karena jika
perut anda kosong (puasa) terkadang menyebabkan
pusing/lemas.
Sebaliknya apabila anda dalam kondisi perut penuh
makanan atau hanya berselang 1 jam setelah
makan kemudian anda dibekam maka beberapa
pasien mengeluh mual atau muntah. Hindari
berjima’ sebelum bekam, apalagi sesudahnya
karena akan menguras banyak energi.
SOAL 1. Saya sedang hamil, bolehkah dibekam ?
Boleh, jika kondisi umumnya baik. Sebelum dibekam
harus diperiksa dulu tekanan darah dan keadaan
umum lainnya, jika normal maka tidak ada masalah.
Yang perlu diperhatikan adalah menghindari
pembekaman di daerah perut dan pinggang. Untuk
Ibu menyusui, wanita haidh dan menstruasi juga
diperbolehkan berbekam asal kondisi umumnya
cukup baik .
SOAL 2. Orang tua saya sudah “sepuh” apa juga
boleh dibekam? Bagaimana dengan anak kecil?
Orang yang sudah lanjut usia dan anak kecil (diatas
4 tahun) tidak mengapa dibekam asalkan dilakukan
secara bertahap, dengan sedikit sayatan tipis,
menggunakan jumlah kop yang sedikit serta dengan
kekuatan pompa yang minimal.
SOAL 3. Kondisi apa yang merupakan
“pantangan” (kontraindikasi) bekam ?
Ada kontraindikasi yang bersifat absolut dan ada
yang bersifat relatif.
Kontraindikasi absolut, adalah kondisi/kelainan
penyakit tertentu yang dilarang untuk dilakukan
bekam, diantaranya adalah : pasien yang berumur
dibawah 4 tahun, pasien yang sedang
mengkonsumsi obat pengencer darah, pasien yang
mengalami gangguan sistim pembekuan darah yang
berat, koma (tidak sadar), dehidrasi berat, renjatan/
syok, pasien yang baru menjalani transfusi darah,
donor darah atau cuci darah (kurang dari 48 jam dari
waktu bekam), penderita jantung yang
menggunakan alat bantu pengatur detak jantung.
Kontraindikasi relatif, adalah kondisi/kelainan
penyakit tertentu yang disarankan untuk tidak
bekam terkecuali dilakukan oleh ahli bekam
professional yang sudah berpengalaman,
diantaranya adalah : pasien anemia, pasien kencing
manis dengan kadar gula darah sewaktu lebih dari
300, pasien tumor/kanker, hipertensi dengan
systole lebih dari 200mmHg, penderita gagal
jantung (Decomp. Cordis) yang berat, pasien
kesurupan (terkena sihir), penderita phobia berat
terhadap peralatan medis dan wanita hamil,haidh,
nifas atau menyusui.
WAKTU BEKAM
SOAL 4. Apakah harus memilih hari tertentu dan
tanggal tertentu (tanggal 17,19 dan 21) agar lebih
utama dilakukan bekam ?
Tidak, karena hadits mengenai keutamaan hari dan
tanggal tertentu untuk beerbekam adalah hadits
dhoif (lemah) sehingga tidak bisa dijadikan dalil.
Begitu juga larangan membekam pada hari tertentu
(Rabu, Jum’at, Sabtu) juga tidak memiliki dasar yang
kuat.
SOAL 5. Apakah ada perbedaan dibekam pada
waktu pagi, siang, sore atau malam hari ?
Sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok,
kapan saja bisa dilakukan bekam. Hanya saja jika
dilakukan pada saat sinar matahari terik (tengah
hari) lebih memudahkan untuk mengeluarkan darah.
EFEK SAMPING
Perlu kita ketahui dulu sebalumnya bahwa setiap
tindakan medis apapun bentuknya tetap memiliki
risiko dan efek samping. Akan tetapi hal tersebut
tidaklah menjadikan kita “urung” untuk
melaksanakan “Sunnah hijamah (Bekam)” yang
mulia ini, asalkan dilakukan sesuai standar dan
dilakukan oleh ahli yang professional maka tindakan
tersebut sangatlah aman.
Tidaklah mungkin Allah Ta’ala dan Rosul-Nya
menuntunkan amalan hijamah ini jikalau berisiko
tinggi bagi ummatnya, justeru yang sudah terbukti
adalah manfaat dan faedah yang luar biasa.
SOAL 6. Apakah dibekam itu terasa “SAKIT” ?
Tidak, karena sebelumnya dilakukan dulu
penyedotan dengan kop bekam (disebut Bekam
Kering) yang berfungsi untuk menarik “darah kotor”
ke bawah permukaan kulit sehingga kulit akan
terasa menjadi tebal dan “baal” sehingga ketika
dilakukan sayatan tipis maka sudah tidak terasa
sakit lagi, hanya seperti digigit semut.
Bekam kering tadi juga sekaligus berfungsi
mengeluarkan kelebihan “unsur angin” dari tubuh
dan menimbulkan efek “massage” untuk
melenturkan otot-otot yang mengalami kekakuan.
SOAL 7. Setelah dibekam, saya malah mengeluh
badan terasa sakit (pegal-pegal) apakah ada yang
salah ?
Hanya sedikit pasien yang mengeluhkan hal
tersebut. Hal ini terjadi sebagai rekasi sistim imun
tubuh untuk berusaha mengembalikan fungsi-fungsi
tubuh agar menjadi normal kembali karena “sumber
darah kotornya” sudah dikeluarkan. Dalam 3-4 hari
keluhan tersebut umumnya sudah hilang dan tubuh
menjadi bugar.
Beberapa pasien mengatakan “mengantuk” dan ada
juga yang “merasa lapar” setelah bekam, hal
tersebut wajar dan justeru lebih baik.
SOAL 8. Saya mengikuti bekam masal, setelah itu
badan saya “meriang” apakah saya mengalami
infeksi?
Saya tidak menyarankan untuk mengikuti Bekam
Masal karena penggunaan alat bekam berulang kali
tanpa proses sterilisasi yang sesuai standar bisa
menjadi sumber penularan penyakit tertentu.
Keluhan “meriang” bisa merupakan tanda infeksi
apabila luka bekas sayatan Bekam mengalami
pembengkakan (oedem), berwarna merah, keluar
cairan seperti nanah (pus), dan jika dipegang terasa
hangat.
Apabila “meriang” tersebut tanpa disertai tanda-
tanda tadi maka hal tersebut memang kadang
terjadi dan normal adanya dan dalam 3-4 hari
keluhan tersebut umumnya sudah hilang dan tubuh
menjadi lebih ringan dan nyaman.Begitu juga dengan
keluhan perih pada bekas sayatan akan hilang
sendirinya hingga sekitar 12 jam.
SOAL 9. Keluar cairan seperti “lepuhan cacar”
setelah bekam apakah berbahaya ?
Gelembung cairan tersebut merupakan transudat
yang umumnya terjadi akibat proses penyedotan
yang terlalu lama (lebih dari 15 menit). Dalam Ilmu
kedokteran China dikatakan bahwa adanya blister
(lepuhan/lecat) pada bekas bekam menggambarkan
kondisi gangguan gas yang parah pada tubuh.
Adanya darah tipis pada blister merupakan reaksi
gas panas toksin.
Gelembung tersebut tidaklah berbahaya dan cukup
mengeluarkannya dengan menggunakan ujung
pisau bedah steril kemudian diolesi dengan minyak
habbatussauda (jinten hitam). Jangan sekali-kali
menusuknya dengan jarum atau peniti dan
sejenisnya karena dapat menimbulkan infeksi.
SOAL 10. Bekas bekam di kulit meninggalkan lebam
berwarna merah muda, ungu hitam, dan ada juga
yang tidak berubah sama sekali, kenapa hal
tersebut bisa terjadi?
Umumnya bekas bekam akan hilang dalam waktu 3
hari sampai 1 minggu setelah bekam tergantung
bentuk dan warna yang ditinggalkan. Reaksi pigmen
pada kulit bekas bekam adalah sebagai berikut :
* Ungu kegelapan atau hitam, pada umumnya hal ini
mengindikasikan kondisi defisiensi (kekurangan)
pasokan/suplai darah dan channel/saluran
(pembuluh) darah yang tidak lancar yang disertai
dengan keberadaan darah statis (darah beku).
* Ungu disertai plaque (bercak-bercak), pada
umumnya hal ini menandakan terjadinya gangguan/
kelainan gumpalan darah yang berwarna keunguan
dan adanya darah statis (darah beku).
* Bintik-bintik ungu yang tersebar dengan tingkatan
warna yang berbeda (ada yang tua dan ada yang
ungu muda). Hal ini menandakan kelainan “Qi” dan
darah statis.
* Merah cerah, biasanya hal ini menunjukkan
terjadinya defisiensi “Yin”, defisiensi “Qi” dan darah
atau rasa panas yang dahsyat yang diinduksi oleh
defisiensi “Yin”.
* Merah gelap, hal ini mengindikasikan kondisi
lemak di dalam darah yang tinggi disertai dengan
adanya panas patogen.
* Agak pucat/putih dan tidak hangat ketika
disentuh, hal ini mengindikasikan terjadinya
defisiensi cold (dingin) dan adanya gas patogen.
* Garis-garis pecah/ruam pada permukaan bekas
bekam dan rasa sedikit gatal, hal ini
mengindikasikan kondisi adanya wind (lembab)
patogen dan gangguan gas patogen.
* Munculnya uap air pada dinding bagian dalam
gelas bekam, menandakan kondisi adanya gas-gas
patogen pada daerah tersebut.
SETELAH BEKAM
SOAL 11. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
setelah Bekam ?
Istirahatlah secukupnya setelah berbekam, lebih
baik lagi tidur. Minumlah air putih, madu, sari kurma
atau teh manis untuk mempercepat pemulihan. JIia
ingin makan, usahakan kurang lebih satu jam
sesudahnya dan menghindari makan asam, pedas,
mie dan minuman bersoda/berkarbonase. Hindari
untuk melakukan jima’ setelah bekam.
SOAL 12. Apa boleh mandi setelah Bekam ?
Boleh bahkan dianjurkan mandi setelah 2 jam
melakukan bekam. Sebaiknya menggunakan air
hangat untuk mempercepat proses pemulihan.
Hindari untuk menggosok bekas sayatan bekam
dengan sabun secara berlebihan karena selain
terasa perih juga akan memperlambat proses
penyembuhan luka.
SOAL 13. Apa ada perawatan khusus rutin (dengan
antiseptic, rivanol, dll) yang dilakukan setiap hari
untuk luka bekas sayatan bekam?
Perawatan tersebut diatas dilakukan jika memang
diperlukan. Alhamdulillah jika Bekam (Hijamah)
dilakukan dengan benar maka hal tersebut belum
diperlukan karena lukanya sangat tipis dan cepat
sembuh dengan sendirinya. (dr.abuhana)